Pedagang Bancar dan Badhog Diusulkan Direlokasi

Pedagang Pasar Bancar dan Pasar Badhog kembali diusulkan untuk direlokasi. Pasalnya, jumlah pedagang dan luas pasar yang tidak sebanding. Lurah Bancar, Brianda Astrodiaz mengatakan, kondisi pasar sudah tidak ideal. “Sudah tidak ideal, sempit lokasinya. Ditambah kendaraan yang berlalu lalang terutama truk muatan khususnya pada jam pagi. Sangat macet saat pagi,” tutur Brianda. Dia menjelaskan, usulan relokasi sudah muncul lama. Namun secara resmi baru pada tahun ini direalisasikan. “Kemarin baru rapat awal, karena Plt Bupati belum mengecek langsung di lapangan. Sebatas membahas jumlah pedagang dan luas wilayah. Sudah tidak idealnya, jumlah pedagang dengan luas pasar,” jelasnya. Pasar Badhog, kata Brianda, awalnya merupakan pasar tumpah sementara. Namun kemudian jumlah pedagang bertambah, sehingga pasar tumpah menjadi pasar tetap yang kini dikenal dengan Pasar Badhog. “Sebenarnya awalnya sementara, tapi jadinya malah ‘sementaun’. Untuk saat ini kita baru sampai tahap pendataan jumlah pedagang untuk pemetaan. Yang agak susah yang di Pasar Badhog. Banyak pedagang tiban, sehingga membingungkan akan ikut diangkut apa tidak. Sebab tidak ada paguyubannya juga,” paparnya. “Otomatis banyak pedagang tumpah, yang beli pun tumpah juga. Akhirnya mengganggu lalu lintas. Usulan sudah lama banget, dari beberapa tahun lalu,” tambahnya. Terpisah, Kasi Sarpras Pasar Dinperindag Kabupaten Purbalingga Edy Sarwono menuturkan, saat ini pedagang di komplek tersebut meliputi 25 pedagang kios, 40 pedagang los, 53 pedagang di pelataran, dan 147 pedagang di Pasar Badhog. “Keinginannya merelokasi karena kondisi jalan yang macet karena penuh. Kondisi yang sempit, tidak mungkin dimasukkan semua. Makanya membentuk lapak di luar. Sekda inginnya relokasi,” katanya. Edy mengatakan, rencana tempat relokasi berada di sebelah barat Makam Cikalong Bancar dengan luas kurang lebih 5.600 meter persegi. “Belum bisa karena zona hijau yang di RT RW masih sawah, perlu waktu dan biaya. Alternatifnya dari APBD atau mengajukan proposal ke pusat. Usulan secara resmi baru tahun ini. Kalau bisa relokasi, bisa mewadahi seluruh pedagang di sana jadi satu pasar,” kata dia. Untuk sementara, menurut Edy, yang dilakukan penataan dan penertiban tempat parkir agar lalu lintas tidak terlampau padat dan tidak terjadi kemacetan. “Harusnya sampai tepi jalan saja. Namun yang membeli sering memarkir kendaraannya hingga beberapa baris,” katanya.

S

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *